Bismillah.
Perjalanan hidup tidaklah berhenti hanya di alam dunia. Setelah kematian masih ada alam kubur, hari kebangkitan, hisab, penimbangan amal, dan surga atau neraka.
Bekal terbaik bagi kita adalah takwa. Bukan pundi-pundi emas dan perak. Bukan pula jabatan atau kedudukan. Jangan sampai kehidupan dunia ini menipu anda. Jangan sampai dunia yang fana ini justru melalaikan kita dari kampung akhirat.
Ali bin Abi Thalib berpesan, "Jadilah kalian anak-anak akhirat, dan janganlah kalian termasuk anak-anak dunia." Umar bin Khattab berkata, "Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab..."
Tsabit al-Bunani berkata, "Beruntunglah orang yang banyak mengingat saat-saat datangnya kematian. Tidaklah seorang memperbanyak ingat kematian kecuali akan tampak pengaruhnya di dalam amalnya."
Takwa ialah takut kepada Allah, bersiap menyambut hari akhirat, beramal dengan wahyu, dan ridha dengan harta yang sedikit. Takwa berlandaskan ilmu dan petunjuk dari Allah. Takwa meramu antara rasa takut kepada hukuman Allah dengan harapan terhadap pahala dari-Nya.
Tidaklah seorang menjadi mulia di hadapan Allah kecuali karena takwa. Takwa juga tidak sekedar ucapan lisan atau eloknya penampilan. Akan tetapi takwa adalah keyakinan yang tertanam kuat di dalam hati dan membuahkan amal ketaatan.
Takwa merajut keikhlasan dengan kesetiaan hamba terhadap tuntunan. Takwa memadukan antara syukur dengan kesabaran. Takwa menggabungkan antara tawakal dengan ibadah. Takwa mempertemukan antara taubat dan istiqomah dalam ketaatan.
Tanpa takwa, manusia tidak akan bahagia dan hidup mulia. Dengan takwa seorang budak beriman jauh lebih utama daripada orang musyrik yang kaya raya. Karena yang Allah nilai adalah hati dan amalan hamba, bukan banyaknya harta, ketinggian jabatan atau rupa fisiknya.
Komentar
Posting Komentar