Bismillah.
Nikmat yang Allah berikan kepada kita begitu besar. Diantara nikmat teragung yang Allah limpahkan adalah nikmat hidayah. Hidayah berupa ilmu dan amal.
Oleh sebab itu kita diajari untuk berdoa kepada Allah meminta hidayah setiap hari di dalam setiap rakaat sholat yang kita kerjakan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya hidayah it bagi seorang hamba.
Begitu pula Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita untuk berdoa setiap selesai sholat subuh meminta 3 hal: ilmu yang bermanfaat, amal yang diterima, dan rezeki yang baik.
Dengan nikmat hidayah itulah akan terbedakan antara mukmin sejati dengan munafik atau orang kafir. Dengan nikmat hidayah itulah seorang insan bisa mewujudkan tauhid dan menjauhi syirik. Dengan nikmat itu pula para penduduk negeri bisa mewujudkan iman dan takwa; sehingga menjadi sebab Allah bukakan untuk mereka keberkahan dari langit dan bumi.
Saudaraku yang dirahmati Allah, salah satu sebab Allah menambahkan hidayah adalah dengan bersabar tatkala tertimpa musibah. Allah berfirman (yang artinya), "Barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Allah beri petunjuk ke dalam hatinya." (at-Taghabun : 11)
Alqomah menuturkan mengenai tafsiran ayat di atas, "Yang dimaksud ialah seorang yang tertimpa musibah lalu dia mengerti bahwa musibah datang dari sisi Allah. Oleh sebab itulah dia pun ridha dan pasrah." Atsar riwayat Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim, sebagaimana disampaikan oleh Syaikh Abdurrahman bin Hasan dalam Fathul Majid (hal. 351, cet. Dar al-Hadits)
Syaikh Abdurrahman bin Hasan berkata, "Di dalam ayat ini terdapat keterangan bahwa sabar merupakan sebab untuk mendapatkan hidayah bagi hati. Dan menunjukkan bahwa hidayah adalah salah satu bentuk balasan bagi orang-orang yang sabar." (Fathul Majid, hal. 351)
Apabila seorang hamba memahami bahwa di balik musibah dunia ada pahala agung yang Allah janjikan bagi orang-orang yang sabar maka sesungguhnya musibah yang menerpa bisa menjelma menjadi anugerah luar biasa untuk dirinya.
Akan tetapi banyak orang yang tidak mengerti dan justru berburuk sangka kepada Allah. Akibatnya, mereka rela menjual agama demi menjilat recehan kenikmatan dunia. Mereka lari dari penghambaan yang menjadi tujuan mereka diciptakan. Maka mereka pun terjerumus dalam perbudakan kepada hawa nafsu dan setan. Semoga Allah lindungi kita dari ketertipuan dan kesesatan...
Komentar
Posting Komentar