Langsung ke konten utama

Harapan

 Bismillah.

Allah berfirman (yang artinya), "Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya hendaklah dia melakukan amal salih dan tidak mempersekutukan dalam beribadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apapun." (al-Kahfi : 110)

Harapan menuntut seorang hamba untuk melakukan amalan. Adapun harapan tanpa disertai amalan maka itu adalah angan-angan belaka. Begitu pula halnya dengan keimanan. Iman bukan sekedar ucapan lisan. Akan tetapi iman harus dilandasi keyakinan dan dibuktikan dengan amalan.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Seorang Muslim adalah yang membuat selamat kaum muslimin dari gangguan lisan dan tangannya." (HR. Bukhari)

Amalan itu meliputi perkara lahiriah maupun perkara batin. Salah satu bentuk amalan adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Bahkan rasa malu merupakan salah satu cabang iman.

Amal yang paling utama adalah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Amal bisa terhapus disebabkan syirik dan kekafiran. Oleh sebab itu, amal yang diterima adalah yang bersih dari syirik dan kekafiran.

Allah berfirman (yang artinya), "Dan seandainya mereka berbuat syirik pasti akan lenyap semua amal yang dahulu mereka kerjakan." (al-An'am : 88)

Orang yang beriman memadukan dalam dirinya antara beramal kebaikan dengan perasaan khawatir amalnya tidak diterima. Adapun orang kafir menggabungkan antara merasa aman dan berbuat keburukan.

Harapan kepada Allah harus disertai dengan rasa takut. Para ulama mengatakan bahwa semakin seorang mengenal Allah maka semakin besar pula rasa takutnya kepada Allah. Takut kepada Allah merupakan tanda kepahaman dan keilmuan.

Ibnu Mas'ud berkata, "Bukanlah ilmu itu dengan banyaknya riwayat. Akan tetapi ilmu itu adalah rasa takut kepada Allah."


Komentar