Bismillah.
Para ulama kita mengingatkan bahwa beramal tanpa ilmu membuat orang lebih banyak merusak daripada memperbaiki. Dalam perkara dunia pun tidak jauh beda. Orang yang bukan ahlinya jika memperbaiki suatu alat atau mesin bisa jadi malah menambahnya semakin rusak.
Karena itulah Allah memerintahkan kita untuk belajar agama. Allah juga menjelaskan bahwa kebodohan menyebabkan manusia terjerumus dalam banyak kemungkaran. Apalagi jika kebodohan itu ada pada diri pembesar dan pemimpin. Tentu akibatnya akan meluas dan lebih berat kerusakannya.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan niscaya Allah pahamkan dia dalam agama." (HR. Bukhari dan Muslim). Hal ini menunjukkan bahwa kebodohan adalah sumber keburukan dan kerusakan.
Banyak orang beranggapan bahwa belajar agama bukan kebutuhan utama yang paling pokok. Padahal tanpa memahami ilmu agama seorang tidak mungkin bisa mewujudkan tujuan hidupnya dengan baik. Dia hanya akan hanyut dalam tradisi atau hawa nafsu manusia.
Inilah kenyataan pahit yang sering kita temukan di tengah masyarakat. Bahkan sebagian pihak memandang bahwa mengajarkan ilmu agama bukanlah tugas/kewajiban sekolah. Menurut mereka ilmu agama itu tanggung jawab orang tuanya. Jadi sekolah murni belajar tetek bengek dunia; yang ternyata ia tidak lebih berharga di sisi Allah dibandingkan sehelai sayap nyamuk. Subhanallah...
Ketika pendidikan dibangun tidak dalam kerangka pembentukan pribadi yang bertakwa maka kecerdasan hanya akan membuahkan ketamakan dan arogansi. Kemajuan ekonomi yang tidak dilandasi keteguhan iman hanya akan menyuburkan tunas-tunas kezaliman dan pengkhianatan.
Wajarlah jika korupsi terus membudaya, suap menyuap seolah sudah menjelma menjadi kearifan lokal yang wajib dilestarikan. Belum lagi praktek perdukunan dan klenik yang semakin berani mempromosikan kemusyrikan dengan dalih wajibnya menghargai perbedaan pendapat dan toleransi beragama?!
Kita masih ingat bagaimana orang begitu mudah ditipu oleh oknum yang mengaku kiyai atau tokoh agama yang mampu menggandakan uang. Ada juga orang yang terbius oleh ajaran Nabi palsu. Bahkan ada orang yang rela memperebutkan kotoran kerbau karena dianggap berkah...
Apakah kita memang tidak punya akal atau akal kita sudah macet karena terlalu sering dicekoki oleh virus takhayul dan khurafat? Kepada Allah semata kita mohon petunjuk dan bimbingan... Wallahul muwaffiq.
Komentar
Posting Komentar